Jangan Lupa CLOMPETORIUM. Kisah Klasik Asrama Katolik di Irian Jaya 

10 menit sebelum jam 22.00, sebuah lonceng tua dengan ukuran sekitar 39 cm, berat 45 KG, bernada "gis/as = G#" berbunyi memecahkan kesunyian malam di tengah kompleks pelajar seluas 8 hektar, delay dari lonceng tua itu menembus kompleks Waena dengan radius sekitar 1 Kilo Meter dari depan gedung Bonaventura Asrama Teruna Bakti Waena yang dibangun missionaris Katolik tahun 1971. 

Apa maksud dari bunyi lonceng ini, ternyata petugas yang bergantian membunyikan lonceng mau mengingatkan ada doa CLOMPETORIUM di Kapela St. Clara, sebuah kapela segi 8 yang dibangun tahun 1971 di tengah Kompleks Teruna Bakti. 

Foto : Para Penghuni Asrama SPG ( Sekolah Pendidikan Guru ) Teruna Bakti Waena, foto di depan chapel St. Clara tempat dilakukan misa setiap pagi dan doa COMPLETORIUM Setiap jam 22.00. 

Semua penghuni asrama yang sedang beraktifitas pada saat itu, entah sedang belajar, sudah tidur sekalipun harus mengikuti CLOMPETORIUM. Bahkan betapa pentingnya doa ini, Rektor (pimpinan asrama) saat itu kami dipimpin oleh Pastor Darmin Mbula, OFM, ketika lonceng berbunyi langsung memeriksa semua kamar agar penghuni mengikuti CLOMPETORIUM, beliau harus memastikan semua penghuni hadir baru doa bisa dimulai. Asrama yang dibangun oleh missionaris Belanda ini memiliki beberapa unit yang letaknya saling berjauhan di atara kebun-kebun singkong, tidak mengurungkan niat Rektor untuk mengajak bahkan memaksa anak-anak ikut CLOMPETORIUM, bahkan sanksi buku merah asrama siap menunggu untuk dicatat jika penghuni melawan. 

Rupanya CLOMPETORIUM ini sangatlah penting bagi Pastor Darmin, kadang kala lebih penting dari sebuah persyaratan ujian di sekolah, entah pentingnya di mana, saya pun belum bisa memecahkan misterinya hingga saat ini.
Namun semua mantan penghuni Asrama Katolik yang saat ini menjadi pejabat penting di seluruh pelosok Tanah Papua pernah merasakan sanksi ketika tidak mengikuti COMPLETORIUM lebih berat dari sanksi bolos sekolah.   

Yang membuat saya tidak pernah lupa akan CLOMPETORIUM adalah sebuah buku kecil berukuran A6 (10,5 cm X 14,8 cm) bersampul biru muda sketsa seorang berjubah sedang doa, irama dari lagu lagu di buku ini sangat dinamis dan mikrotonis (sedikit bergaya timur tengah) membuat malam hari lebih terasa betul-betul malam dan setengah horror. Apalagi suasana malam hari di asrama-asrama katolik pasti tahu sendiri kan, yang pernah menjadi penghuni asrama pasti punya kesan soal ini. 

Foto : buku Sampul COMPLETORIUM, discan dari buku milik Panti Asuhan Hawai Putri Kerahiman Papua, diperkirakan buku ini telah berusia 27 tahun dan masih sangat bagus, tulisannya masih bisa terbaca, hanya sampulnya saja yang sedikit pudar. 

Masih tentang CLOMPETORIUM ternyata hampir di semua asrama katolik di Irian Jaya pada pada masa pendidikan Missionaris mengadakan hal yang sama hingga hari ini. Beberapa hari lalu saya mengontrol panti asuhan Hawai saat doa malam, tempat di mana saya berkaya saat ini, kemudian menjumpai para suster DSY yang membina anak-anak di panti asuhan melakukan doa CLOMPETORIUM, anak-anak pun bernyanyi dengan sangat fasih, saya teringat langsung dengan kisah asrama tahun 1998 s.d 2001 bersama pastor Darmin Mbula, OFM. Sekilas saya mengambul buku CLOMPETORIUM yang sudah usang (diperkirakan umur buku tersebut 27 tahun), lalu saya bernyanyi, sejujurnya sebagian dari teks lagu kenangan 19 tahun lalu nyanyin ini saya hafal. Lalu saya foto salah satu teks menampilkannya di facebook dan mendapat atensi dari berbagai netizen yang pernah menjalani irama hidup di asrama katolik di Irian Jaya (Papua). 

Bahkan hingga saat ini dalam sebuah Group WA mantan Penghuni Asrama Teruna Bakti kami masih saling mengingatkan “jangan lupa CLOMPETORIUM”, sekedar mengulang kembali kenangan saat Rektor Asrama setiap angkatan menegaskan kata-kata yang sama setiap jam makan malam dan studi asrama. 

Terlintaslah saya untuk menulis tulisan ini dan bermaksud scan isi dari buku kompletorium, agar bisa didownload oleh netizen mantan asrama katolik, siapa tahu mau berdoa di rumah. Namun pada halaman 3 buku CLOMPETORIUM yang dicetak terakhir pada tahun 1993 oleh Kanisius Yogyakarta, tertulis “dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk apa pun, termasuk fotocopi, tanpa izin penulis dan penerbit”. Maka saya mengurungkan niat saya, namun saya coba buka Youtube dan mendapatkan link doa Kompletorium dari chanel Suara Karmel. Para pembaca bisa mengikuti COMPLETORIUM melalui Youtube di bawah ini lengkap dengan teksnya.  

APA ITU IBADAT COMPLETORIUM? (sumber tulisan Channel Youtube Komsos Barnabas)
Ibadat harian (bahasa Latin: liturgia horarum) atau ofisi ilahi (bahasa Latin: officium divinum), yang sering kali disebut doa ofisi atau doa Completoriun adalah serangkaian ibadat resmi guna "menandai waktu sehari-hari dan menguduskan hari dengan doa".
Ibadat harian diisi dengan pendarasan ayat-ayat Mazmur, ditambah dengan madah-madah, bacaan-bacaan Alkitab, doa-doa, dan antifon-antifon. Ibadat harian dan Misa merupakan kegiatan ibadat berjemaah yang resmi dalam Gereja, dan merupakan kegiatan ibadat asasi di biara-biara Kristen.
Ibadat harian wajib ditunaikan oleh para imam dan para diakon yang berniat menjadi imam. Para diakon yang berniat untuk tetap menjadi diakon hanya diwajibkan menunaikan sebagian dari ibadat harian. Konstitusi lembaga-lembaga religius pada umumnya mewajibkan anggota-anggotanya untuk sekurang-kurangnya menunaikan bagian-bagian tertentu dari ibadat harian, dan adakalanya mewajibkan mereka untuk menunaikannya secara berjemaah. Umat awam tidak diwajibkan untuk menunaikan ibadat harian secara berjemaah, tetapi dibenarkan mewajibkan diri sendiri dengan kaul pribadi untuk menunaikannya, baik bersama-sama dengan para imam, sesama umat awam, maupun seorang diri.

Foto : Halaman 32 dari Buku Completorium telah dihafal hampir seluruh mantan penghuni asrama katolik Irian Jaya yang pernah mengalami irama hidup dengan Doa COMPLETORIUM

Tentunya rekan-rekan netizen punya kisah sendiri-sendiri dari doa CLOMPETORIUM, silahkan menuliskan kisahnya di kolom komentar tulisan ini, siapa tahu melalui tulisan ini rekan-rekan bisa berjumpa dengan teman-teman lama asrama katolik, oleh sebab itu jangan lupa membagikan tulisan ini ke rekan-rekan mantan penghuni asrama katolik sekedar mengingatkan doa CLOMPETORIUM itu penting. Salam saya mantan penghuni asrama Katolik Teruna Bakti Jayapura Irian Jaya (Papua) tahun 1998 s.d 2001 dan Mantan Penghuni Asrama Tauboria Abepura Papua tahun 2002. (Florry Koban)