Pencipta Lagu Hymne Rumah Sakit Dian Harapan PAMIT di Rumah Sakit Dian Harapan
- Administrator
- CERITAKU
- Hits: 2266
Kenangan bersama Bp. Engel Ngutra
Penulis : Florry Koban

Foto : Foto terbaru bapak Engel Ngutra, sumber Rubby Maturbongs (Anak Mantu dari Bapak Engel Ngutra).
Judul di atas akan memuluai refleksi saya dalam tulisan ini. Mengapa saya menggunakan kata PAMIT pada judul, karena menurut saya beliau sudah punya tempat indah yang telah beliau siapkan dari jauh hari, namun kita perlu memberikan doa-doa agar perjalanan menuju tempat indah itu mengalir seperti air sungai yang tak pernah kering. Bapak Engel pamit di Rumah Sakit Dian Harapan Waena tanggal 28 Juli 2020 pukul 09.00 WIT. Sebelum jasad bapak Engel dibawa ke kediamannya gank Dolorosa Buper Waena, para karyawan Rumah Sakit Dian Harapan menyanyikan lagu Hymne Rumah Sakit Dian Harapan. Berkesempatan hadir ketua Yayasan Dian Harapan, Bp. Hardus Desa sambil memberikan penghormatan mengatakan “Bapak Engel telah memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap spirit Dian Harapan, mungkin anda sekalian merasa kehilangan beliau, namun sepanjang Rumah Sakit Dian Harapan ini ada, kami akan mengingat Bapak Engel melalui lagu Hymne yang diciptakannya bersama Uskup Loe Laba Ladjar, OFM”.
Lagu Mars SMA YPPK Teruna Bakti diciptakan Pak Engelberth F Ngutra tahun 2015 diminta oleh Bapak Damianus Kumanireng yang saat itu menjabat kepala sekolah. Setelah menyelesaikan karya Mars Teruna Bakti, Bp. Engel lebih banyak beristirahat di rumah. Bapak Engel Ngutra lahir di Fak-fak tanggal 4 Februari 1936, beliau hadir di Teruna Bakti selama 42 tahun, sejak SGB (Sekolah Guru Bawah) diganti nama menjadi SPG (Sekolah Pendidikan Guru), hingga diganti nama menjadi SMA YPPK Teruna Bakti tentu telah menghasilkan banyak murid.
Semasa karir di Teruna Bakti, Bp. Engel juga turut melayani berbagai denominasi gereja Kristen Protestan dan Katolik di Tanah Papua. Telebih-lebih jika ada iven PESPARAWI, pasti bapak Engel dilibatkan, entah sebagai juri atau pun sebagai pelatih. Bapak Engel Ngutra Pensiun resmi di Teruna Bakti tahun 1996, namun sesudah itu Bapak Engel terus melayani mata pelajaran kesenian dan muatan lokal.

Foto : Guru-guru SPG Teruna Bakti. Bapak Engel Ngutra berdiri di paling kanan di depan papan tulis.
Lagu-lagu Mars dan Hymne yang diciptakan Bapak Engel telah banyak dinyanyikan dari generasi ke generasi. Mungkin, Mars Teruna Bakti adalah lagu ciptaan terakhir, sebelumnya tahun 2012 beliau ciptakan lagu Mars dan Hymne Rumah Sakit Dian Harapan bersama Uskup Loe Laba Ladjar, OFM pada lirik Hymne ayat ke dua, dan sebelumnya karya ciptaan beliau cukup banyak hingga beliau sendiri lupa. Beberapa tahun berturut-turut saya pernah mengiring lagu Hymne dan Mars USTJ, Mars SMA YPPK Teruna Darma, Mars STIPER St. Thomas Aquinas yang diciptakan ataupun diaransemen Bp. Engel Ngutra. Saat saya menulis refleksi ini, saya teringat Bapak Engel pernah meminta saya membawa teks Lagu Mars dan Hymne Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, karena beliau tidak sempat menyimpan copy-an teks.
Di gereja katolik Keuskupan Jayapura, Bapak Engel Ngutra merupakan kiblat musik liturgi. Beliau menguasai teknik vocal paduan suara dan teknik mengiring menggunakan Electone (dengan bass kaki). Bapak Engel selalu bersama Paduan Suara AVE MARIA yang didalamnya terseleksi para penyanyi dari berbagai Paroki di Dekenat Jayapura. Bapak Engel Ngutra mentransver ilmu musik, baik itu musik liturgi maupun inkulturasi. Di masa-masa istrirahat di rumah Buper Waena, Paduan suara AVE MARIA selalu merayakan Ulang Tahun Bapak Engel Ngutra, bahkan ulang tahunnya dibuat dengan acara pelatihan. “Iya. Kami memang sengaja buat pelatihan krn kpn lg bs latihan dgn bpk Engel scr rutin. Mknya kami luangkan wkt sewa gedung balai sosial yg di sentani utk buat acara sekaligus ultah beliau”, ungkap bapak Eddy Fofied pelatih Paduan Suara AVE MARIA saat saya meminta foto dari album tahun 2016 di media sosial milik bapak Eddy Fofied.
Saya berguru di Bapak Engel Ngutra Sejak tahun 1998 hingga tahun 2014. Tatap muka resmi selama tiga tahun karena kebetulan beliau adalah guru kesenian dan seni musik di kelas saya. Setelah tamat dari SMA Teruna Bakti tahun 2001, saya rajin ikut Festival Musik Band dan beberapa kali keluar sebagai juara 1. Kabar ini sering didengar oleh Bapak Engel. Suatu sore secara tidak sengaja ketemu bapak Engel di Teruna Bakti. Lalu bapak Engel mengatakan “Florry Sehebat-hebatnya engkau bermain musik di panggung hiburan dan mendapat tepuk tangan dari ribuan orang tapi jika engkau tidak bisa membaca not balok, itu sama saja sia-sia. Dan kelak pun engkau akan sadar bahwa musik terindah di dunia ini adalah musik rohani”.
Kata-kata Bp. Engel ini membuat saya sangat terpukul dan terganggu karena muncul di saat saya sedang mengalami masa jaya. Bapak Engel sangat mengetahu kemampuan saya. Hampir tiap malam saya tidak bisa tidur. Saya betul-betul merasa kerdil di tengah tepuk tangan banyak orang. Lalu suatu sore saya ke rumah Bapak Engel, saat itu bapak tinggal di Kompleks Perumahan guru Teruna Bakti. Singkat kata bapak Engel bersedia membagi ilmu musik lebih dalam, yang penting saya semgangat melayani di gereja. Sejak saat itu saya pelan-pelan tinggalkan panggung, dan mulai belajar kembali di Bapak Engel. Perjumpaan kami tidak hanya secara privat tapi bapak Engel sering mengamati saya saat bertugas organis di Gereja. Setiap kali iring misa, dan jika dirasa ada yang keliru dengan iringan saya, pasti saja bapak Engel sudah ada di depan pintu gereja dan memberi tahu di mana letak kesalahan saya. Sejak tahun 2015 saya merasa kehilangan sosok bapak Engel yang sering membimbing saya, rupanya beliau lebih banyak beristirahat di rumah dan menikmati hari-hari tuanya. Terkadang kalo saya ke rumah berurusan dengan Kakak Rulland (anak laki-laki dari Bapak Engel), Bapak Engel sudah lupa saya. Biasanya kakak Rulland atau mama di rumah yang kasi ingat “Pak… itu Florry,, florry..florry”….. setelah beberapa detik baru bapak Engel menjawab dengan gembira ..”ohhhh Flory Koban… akhh saya pikir siapa kah” (sambil menepuk pundak saya)… saya banyak bercerita dengan bapak Engel tanggal 5 Desember 2015, saat itu saya menulis Profil Bapak Engel pada sebuah majalah rohani. Perjumpaan ini benar-benar sangat menggembirakan karena kami bisa tertawa sepuasnya, dan bapak Engel banyak bercerita masa mudanya, serta ingatan lagu-lagu yang pernah diciptakannya muncul kembali, beliau banyak bercerita tentang Perjalanan menciptakan MARS POLRI juga banyak bercerita tentang Proses pembuatan lagu HYMNE RS Dian Harapan, bahkan beliau bernyanyi Hymne RS Dian Harapan berulang-ulang pada bait terakhir. Setelah perjumpaan itu saya jarang mengganggu bapak Engel lagi, karena saya melihat bapak Engel harus banyak beristirahat dan mengalami banyak waktu bersama cucu di rumah. Namun saya masih sering menanyakan kabar Bapak Engel melalui Ella (anak bungsu dari Bapak Engel).
Nilai-nilai Kehidupan yang dapat saya petik selama mengenal Bapak Engel :
1. Bapak Engel selalu fokus kepada urusan musik, dan tidak pernah mencampuri urusan yang bukan menjadi urusannya.
2. Bapak Engel tidak pernah mengeluh jika upah tidak dihargai sesuai capek dan lelah. Belau tetap berkarya bagi banyak orang.
3. Selain mengajarkan notasi musik, bapak Engel juga selalu mengajarkan kita mendalami setiap kata dalam musik, apalagi lagu rohani, beliau bahkan mengusulkan agar kita turut mempraktekan isi dalam kata-kata lagu rohani jika ingin menjadi musisi yang baik. Sungguh ini sangat luar biasa menurut saya.
4. Ketika menjadi juri lomba paduan suara, Bapak Engel tidak mudah dipengaruhi dengan berbagai iming-iming, beliau selalu melakukan penilaian dengan jujur. Bahkan saya pernah melihat langsung, beliau pernah dihina oleh oknum, namun beliau tetap tenang dan tidak merubah hasil penjuriannya. Pada titik ini saya mengatakan beliau adalah MAESTRO. Wajarlah beliau sangat disegani para musisi dari berbagai kalangan dari tingkat lokal hinggal tingkat Nasional.
Kita mendoakan Bapak Engelberth F. Ngutra agar perjalanan beliau mulus ke Surga, keluarga yang ditinggalkan mendapat penghiburan, dan Bapak Engel menjadi perantara doa untuk kita semua bersama para kudus di surga. Amin.