MENCARI SANG MAESTRO KETEMU SANDI RAHASIA
- Administrator
- CERITAKU
- Hits: 1393
DOKUMEN LAMA YANG DITEMUKAN KEMBALI
Terima kasih Saudara Bobby Dumatubun, anggota Multimedia Gereja Katolik Kristus Terang Dunia Waena. Ini kalimat yang pantas sebelum saya melanjutkan isi dari judul tulisan di atas, karena beberapa hari ini saya bongkar seluruh dokumen dan file elektronik saya, tapi tidak ketemu sebuah file yang sangat penting, karena berisi tulisan saya pada lima tahun lalu.
Siang ini Bobby berkunjung ke Panti Asuhan untuk sebuah rekaman Renungan Harian bersama rekan-rekannya sekaligus memberikan file itu ke saya. Mengapa Bobby ? karena tulisan saya ini, di-layout oleh Bobby saat kami meluncurkan seribu eksemplar majalah rohani di Gereja Katolik Waena sebagai Kado Malam Natal tahun 2015. Persis tulisan ini ada pada halaman paling terkhir. Anehnya hanya dokumen ini yang hilang dari seluruh dokumen saya padahal dokumen lain dalam majalah itu lengkap semua, tapi khusus tulisan ini kok tiba-tiba lenyap, maka saya menambah sub judul di atas DOKUMEN LAMA YANG DITEMUKAN KEMBALI.
Sebelunya, saya minta kerja sama para pembaca yaitu dengan cara seolah-olah pembaca ada pada tahun 2015 tepatnya hari-hari menjelang natal, karena tulisan ini saya tulis menjelang hari natal, agar pembaca bisa memecahkan sandi rahasia pada scan foto akhir tulisan.
Selanjutnya, dan dengan sejujur-jujurnya, tulisan dibawah ini saya hanya copy paste, saya tidak merubah sedikit pun isi dalam tulisan ini, sekalipun itu titik dan koma, jika ada umat katolik Waena yang masih menyimpan majalah rohani bernama KOMBAS pasti bisa membuktikannya. Tulisan di bawah ini saya menulis pada suasana yang berbeda, yaitu pada saat santai dan cerita bersama tokoh dalam tulisan ini. Materi mentah dari tulisan ini saya masih ingat kuat dan beberapa hari lalu saya menulisnya dalam suasana sedih ( klik tulisan link : PENCIPTA HYMNE ..... dst ..... ) Terima kasih atas kerja sama para pembaca. Salam saya : Florry Koban.
Berikut isi tulisannya :
Setelah merampungkan seluruh ini Majalah KOMBAS, saya merasa ada yang belum lengkap. Paroki Waena mempunyai banyak musisi gereja yang masih ada maupun sudah berkarya di tempat lain. Sebut saja : Bp. Dommy Fofied mantan pengiring Pds. Ave Maria saat ini berkarya di Timika sekaligus Pianis Black Sweet, Bp. Pice Mitakda mantan pengiring Pds. Caesilia - organis Paroki KTDW berkarya di Katedral 3 Raja Timika, dan saat ini Paroki KTDW mempunyai 11 Organis (Chirsto Taren, Pieter Rocky, Maxi Un, John Turot, Ruland Ngutra, Antonius Minggo, Sisko, Chiko Katuruk, Anis Karubun, Florry Koban), jumlah organis yang jarang di tempat lain. Di balik 13 nama Organis tersebut ada sosok “maestro”, inspirator musisi dan paduan suara yaitu Bp. Engel Ngutra.
Bergegaslah saya ke depan Biara OSA Buper saat mengetahui beliau tidak tinggal lagi di kompleks perumahan guru Teruna Bakti setelah 42 Tahun mengabdikan hidupnya untuk Keuskupan Jayapura. Sebuah rumah batu yang belum rampung dibangun terdengar suara dari dalam, gesekan biola dari ruang depan beberapa murid les sedang belajar. Pendengaran telinga kiri yang kurang tajam lagi membuat saya berganti posisi duduk sambil minum kopi bercerita dengan beliau. Bercerita soal musik gereja itu sudah biasa setiap kali saya bertemu dengan beliau yang pernah mengajari musik klasik hingga saya meninggalkan panggung band dan setia pada organis gereja. Tetapi kali ini suara canda dan tawa pecah bebas di ruang tengah, sambil melihat beliau memperagakan bagaimana menjatuhkan lawan ketika duel sepak bola, mengenang masa sekolah musik beliau di Negara Belanda.
Service dengan tangan kiri, smash dengan tangan kanan saat masih kuat bermain badminton, hal yang tidak mengherankan bagi seorang pianis umumnya yang selalu bekerja dengan otak kiri & kanan. Suasana santai beliau terpaksa terganggu saat saya mengingatkan lagi lagu-lagu hasil aransemen beliau yang selalu saya iring: Mars-Hymne USTJ, Mars SMA Katada, Mars - Hymne RSDH hingga mengorek ngorek bagaimana beliau menciptakan Mars POLDA Irian Jaya yang sekarang menjadi mars POLRI seluruh Indonesia. Dalam usia 79 tahun beliau mengisi hari-harinya dengan bermain bersama cucu, dan menonton siaran sepak bola, setelah beberapa pekan lalu menciptakan lagu Mars SMA YPPK Teruna Bakti. “Memberikan intro dengan notasi yang jelas, tidak memperlambat ketukan saat akhir intro untuk memulai nyanyian, lagu-lagu klasik harus diiring dengan not balok, hindarilah penggunaan style ritme untuk lagu liturgi, 15 menit harus hadir sebelum mengiring misa”, pesan ini sangat melekat dalam jari-jari saya setiap kali mengiringi misa di Paroki KTDW. “musik terindah di dunia adalah musik rohani, besyukurlah menjadi organis gereja, walau tidak berpenghasilan seperti di panggung”, kata-kata beliau ini pun selalu saya teruskan kepada kader-kader organis jika saat-saat tertentu kehilangan semangat. Setiap pianis punya rahasia di tangan kiri, sebelum beranjak dari rumah Bp. Engel Ngutra, beliau menulis sandi dengan tangan kiri sebagai kado rahasia yang saya scan. bagi pembaca, silahkan memecahkan sandi rahasia dengan cara masing-masing. ***Florry Koban
