MELODI PRAHARA 6 Juni 2016  

Oleh : Florry Koban

Sebuah ilustrasi video untuk menggambarkan Buku MELODI PRAHARA tulisan Demmy Namsa, dalam rangka 25 Tahun imamat Pastor Yan You, Pr. 

Setiap akhir kisah ada refleksi yang disajikan, demikianlah tugas sang penulis untuk mengimbangi pembaca agar tidak mengalami kegoncangan iman. Namun terlepas dari itu, kisah memilukan Pastor Yan You, Pr yang tertuang dalam buku MELODI PRAHARA dengan sangat jelas menceritakan masa lampaunya yang tragis. Kali ini ketika saya membaaca buku yang menceritakan sekitar 59 (lima puluh sembilan) kisah hidup dalam 4 (bab) dengan cara yang berbeda. 

Dalam kisah “cinta jadi petaka” diceritakan bahwa suatu hari ketika masih berumur 6 tahun, Yan menolong seeokor anak ayam yang saat itu basah kuyub, maksud hati ingin menolong malah Yan dihajar sampai pingsan oleh ayah kandungnya karena Yan dituduh mencuri oleh pemilik ayam. Sang Ayah pasti sangat mengetahui karakter anak kandungnya, dan Yan bukanlah bermaksud mencuri, namun demi membuktikan ketegasan Ayah kepada anaknya serta ingin menunjukan kepada pemilik ayam yang juga penduduk setempat, maka Bapak Lukas (ayah dari Yan) terpaksa menghajar Yan, Bapak Lukas mau menyampaikan nilai kejujuran dan ketegasan yang harus dilakukan oleh semua orang, apalagi bapak Lukas merupakan salah satu teladan di kampug itu. Apakah memang Yan berbohong ?, apakah memang Yan harus dipukul hingga pingsan ?, dan apakah Yan merontak atas situasi itu ? 

Tentunya di akhir kisah “cinta jadi petaka” ada refleksi yang ditulis oleh sang Demmy Namsa, namun saya pun tidak ingin membaca refleksinya, penasaran sambil membiarkan emosi saya mengalir, lalu membuka judul berikutnya. Kisah-kisah tragis berikutnya membuat saya tidak ingin melihat jam dinding lagi kapan waktunya tidur. Sekitar 416 halaman buku itu saya baca hingga selesai, beberapa kisah yang sangat membuat emosi saya bergejolak, diantaranya : Balas Dendam, Makan Sendiri, Besok Pagi Saya Pergi, Sebuah Tamparan, Istri sudah hamil, Membunuh harimau, Gadis manis Kokonao, Kawin sudah, Melawan Adat, Tangkap Kepala, Taruhan Nyawa, benar-benar membuat saya merenung dan tidak sengaja telah berefleksi secara pribadi. Bagaimana jika saya yang ada dalam situasi seperti itu, bagaimana menentukan pilihan di antara pilihan yang sama-sama penting, sama-sama benar, dan sama-sama “harus” dipilih. Pastor Yan You, Pr yang tidak saya kenal secara dekat seperti pastor lain, membuat saya semakin mengimani sang Pencipta Dunia ini yang telah menitipkan sejuta misteri dalam “keputusan” yang diambil seorang manusia Yan You untuk menjadi imam, bahkan sang penulis mengangkat salah satu kisah dengan judul “imam harga mati”. 

Tidak bermaksud membesarkan hati sang penulis, namun ungkapan terimakasih kepada sang Demmy Namsa karena refleksinya diselipkan dalam setiap judul prahara kisah Yan You adalah kitab suci yang hidup di masa kini, Demmy Namsa bukan saja menulis buku, tetapi juga menulis surat kehidupan, karena prahara yang dialami Yan You, juga dialami oleh segelintir kehidupan di masa kini yang tidak sempat dimuat dalam sinetron layar lebar. Buku yang telah saya tutup dan tidak ingin saya baca lagi, akhirnya saya buka kembali hanya untuk membaca refleksi sang penulis di setiap judul, karena dalam refleksi itu menceritakan pelajaran-pelajaran berharga yang bisa dipegang dalam menjalani kehidupan modern yang penuh prahara kemarin, hari ini dan besok, kita tidak bisa lari dari kenyataan, namun ketika kita menjalaninya, kita akan menikmati melodi-melodi indah dari prahara kehidupan kita. Sebagai bentuk ilustrasi saya terhadap kisah “MELODI PRAHARA”, maka saya berinisiatif juga menyampaikan refleksi saya, namun bukan lewat tulisan tetapi lewat potongan-potongan video inspirasi yang saya ambil dari Youtube dan saya gabung-gabung menjadi animasi “MELODI PRAHARA”. berikut adalah animasi saya, dan anda pun akan membuat animasi anda dengan cara masing-masing dalam kehidupan pribadi anda, keluarga maupun di masyarakat. Selamat menikmati, Tuhan memberkati.