Keajaiban Arsitektur Papua
- Florry Koban
- Warisan Arsitektur
- Hits: 3301
Fransiskan Papua
Misi perkembangan para misionaris Katolik Fransiskan (OFM) di Iran Jaya, Indonesia, tumbuh selama bertahun-tahun dimulai sejak tahun 1937 menuju berbagai macam program saat ini. Akhir-akhir ini program baru disebut KPKC atau Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan. Dengan program ini OFM memiliki sayap lebih protektif melayani hak bagi rakyat Papua, (ekonomi, perdamaian dan keadilan) dan kesejahteraan lingkungan mereka.
(Foto : Fransiskan Papua foto bersama saat perayaan 50 Tahun Fransiskan masuk ke Irian Jaya. Foto Oleh Jos Donkers tahun 1987 di samping gedung gereja Katolik Kristus Jaya Wamena)
Sekitar tahun 1960 Fransiskan mendirikan tempat di pelabuhan lama Jayapura di areal Kantor Pos formal Amerika. Tempat disiapkan untuk menyimpan kargo dan kapal, untuk pengiriman barang ke berbagai tempat di Papua. Garasi baru ini digunakan sebagai bengkel, ruang bekerja dan tidur sekaligus menyediakan ruang untuk para tamu. Sebuah gereja kecil dibangun. Setelah 15 tahun gereja harus diperbarui dan diperluas untuk kapasitas yang lebih besar dan ruang konvensi tambahan.
(Foto : Gedung Gereja Katolik St. Fransiskus Asisi tahun 1960, Karya Arsitektur Alm. Br. Henk Blom, OFM)
Sebagai jumlah program diperluas lebih dari Papua, juga jumlah bangunan baru tumbuh. Kapel, gereja dan katedral, sekolah dasar, sekolah mengengah dan universitas, rumah sakit dan panti asuhan. Itu terjadi bahwa tiga proyek bangunan yang berjalan di tiga tempat yang berbeda secara bersamaan.
Pertumbuhan cepat dari pembangunan menandai waktu karya misi Fransiskan di mana para perintis menetap unutk bekerja. Anda dapat menemukan bangunan-bangunan didirikan oleh OFM tersebar di Papua di kota-kota seperti Sentani, Abepura, Waena, Koya, Arso, Wamena, Pegunungan Bintang, Timika dan Sorong.
(Foto : Eksterior Gedung Gereja Bintang Timur Abmisibil Karya Arsitek Alm. Br. Henk Blom, OFM)
(Foto : Interior Gedung Gereja Bintang Timur Abmisibil Karya Arsitek Alm. Br. Henk Blom, OFM yang melibatkan karya seniman lokar Donatur Moiwend dalam ornamen-ornamen lukisan)
Bruder Henk Blom OFM terlibat dengan arsitektur misi dari awal. Bekerja pada keterbatasan ijin oleh Negara. Dia mencoba menggunakan metode yang sama untuk masing-masing bangunan gedung, ornamen-ornamen kecil dengan cetakan yang dirancang dan digunakan berulang-ulang. Dengan cara ini, pekerjaan bisa dilakukan dengan tim yang sangat kecil hanya dua atau tiga pekerja teknis.
(Foto : Alm. Br. Henk Blom, OFM mempunyai team kerja yang kompak di bengkel Karya Mulia Misi Argapura)
Dia harus berjuang untuk perannya sebagai arsitek di Keuskupan Jayapura. Bahkan karena idealisme arsiteknya, dia pernah ditolak. Pada liburan di Belanda ia sempat berpikir untuk berhenti. Namun Uskup Jayapura saat itu memintanya untuk melanjutkan dan memberinya kebebasan yang dia perlukan.
Selama proses mendesain hingga membangun para misionaris bekerja dengan memiliki tim orang lokal Papua yang dilatih dengan baik. Henk Blom terus melakukan kontrol pada semua pembangunan. Kualitas beton dan presisi dalam membangun saat itu sangat diperhatikan pihak pemerintah setempat.
(Foto : Alm. Br. Henk Blom, OFM sedang mengawasi team kerja membangun hanggar pesawat AMA di Sentani)
Desain
Desain mengutamakan udara segar dan cahaya alami. Ini adalah iklim tropis dimana pada wilayah pantai Papua itu sangat lembab. Batu kerawang pada bangunan sangat diutamakan dengan kolaburasi jendela. Kamar selalu memiliki minimal dua dinding yang saling menghadap dengan bukaan jendela atau batu kerawang.
(Foto : Interior Gedung Gereja Katedral Kristur Raja Dok V Jayapura)
Blom merancang berbagai jenis variasi batu kerawang serta partisi berlubang di setiap proyek pembangunan dengan mengangkat nilai-nilai inkulturasi dan kekayaan alam Papua. Salah satu yang unik adalah Partisi Altar Katedral Jayapura yang mengambil motif daerah setempat.
(fFoto : Motif Sentani yang ditampilkan pada permainan partisi altar Katedral Dok V Jayapura)
Bahkan inkulturasi terjadi pada plafon di gereja-gereja dan katedral, Blom memainkan warna dan bentuk yang indah. Ini menciptakan atmosfer dalam ruangan menjadi ajaib.
(Foto : Warna Plafon pada Gedung Gereja Kristus Terang Dunia Waena berasal dari motif adat sentani, Alm. Br. Henk Blom, OFM melakikan inkultirasi budaya hingga pada permainan langit-langit gedung)
Kapel susunan lis kayu yang indah pada langit-langit dengan rangancan konstruksi yang sederhana. Interior Kapela memiliki volume yang kecil, namun sangat spasial.
(Foto : Interior Kapel St. Clara Biara Antonius Sentani, karya Arsitektur Alm. Br. Henk Blom, OFM)
Rumah sakit adalah tempat yang sangat ramah. Ia membagi program menjadi unit-unit yang lebih kecil. Koridor menghubungkan antar unit dan menyertakan halaman dengan rumput yang lembut dan segar.
(Foto : Halaman Dalam Eksterior Rumah Sakit Dian Harapan Waena Jayapura)
Asrama selalu dilengkapi dengan halaman hijau serta memiliki halaman tengah bangunan sebagai ruang publik. Seringkali ia menawarkan kepada Anda untuk menempatkan arsrama yang berdekatan dengan pemandangan bukit-bukit.
(Foto : Gedung Kampus STFT Fajar Timur Abepura, Karya Arsitek Alm. Br. Henk Blom, OFM)
Dalam proses desain Blom, ia bekerja sama sangat dekat dengan Jaap V.D Werf yang khusus di bagian warna dan Donatus Moiwend, seorang seniman asli Papua, yang membuat sebagian besar lukisan-lukisan.
(Foto : Donatus Moiwend, seniman religius yang selalu memnberikan warna Arsitektur kepada Alm. Br. Henk Blom, OFM, karya Moiwend telah terkenal di Eropa)
Blom, Jaap dan Moiwend meninggalkan keajaiban Arsitektur di Tanah Papua yang secara sadar dan tidak sadar kita sering merasakan dan mengaguminya. Usaha utuk memugarkannya sering tidak berhasil. Rahasia keberhasilan Blom adalah bagaimana dia bisa melakukan inkulturasi budaya Papua dengan total, dengan sendirinya hal ini berpengaruh terhadap tim yang dibentuk, bahan yang digunakan, warna yang dipilih dengan kebebasan menciptakan ide yang sungguh ajaib. Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan menjadi bagian dari ide-ide ajaib Blom.
Penulis : Wim Sjerps (Arsitek Muda dari Belanda) dan Florry Koban (Arsitek Muda dari Jayapura) saat melakukan penelitian karya Blom tahun 2010 dengan mengambil sampel di Kota Jayapura, Sentani dan Keerom. Tulisan ini dirumuskan tanggal 14 Juni 2010 di Kantor SKPKC Fransiskan Papua.
Foto-foto dalam tulisan ini merupakan Foto Asli yang didokumentasikan langsung Oleh Almarhum Br. Henk Blom, OFM sebelum beliau pulang ke Belanda.
Tulisan ini pernah diangkat di sebuah situs Arsitektur International di Belanda yang ditampilkan dengan Bahasa Inggris tahun 2010, dan kami coba angkat kembali mengapresiasi upaya teman-teman dari Jengki Madura yang pernah datang ke Jayapura untuk mengamati lebih dalam karena melihat peluang destninasi wisata sejarah di balik karya Br. Blom. ***
(Foto : Florry Koban dan Wim Sjerps tahun 2010 )