Sejak Tahun 1980 Donatus Moiwend diperkenankan oleh Br. Henk Blom, OFM (alm) untuk memberi warna pada setiap karya Arstektur pada Wilayah Pelayanan Fransiskan Papua. 

Donatus Moiwend ketika mendapati lukisannya yang disumbangkan untuk Gereja Katolik Kotaraja ada di dalam gudang, beliau bergegas untuk membersihkannya dan melakukan dokumentasi. 

Br.Henk Blom, OFM adalah seorang Religius Fransiskan dan juga seorang Arsitek yang mendapat berbagai perhargaan Nasional maupun International atas keberhasilannya mentransformasikan budaya Papua dalam Arsitektur gedung gereja Katolik di Wilayah Keuskupan Jayapura. Henk Blom mempunyai team yang solid dan setiap anggota teamnya diberikan kebebasan ekspresi Arsitektur, di antaranya : Ir. Herry Purnomo, IAI sebagai drafter Arsitek, Donatus Moiwed sebagai Pelukis, Aloysius Navurbenan sebagai pencipta ukiran-ukiran Sentani, dan ke-tiga orang haji sebagai kepala tukang.

Karya Donatus Moiwend sangat kental akan karakter budaya Papua. Donatus Moiwend yang lahir di Bibikem Wanam Merauke pada tanggal 31 Oktober 1947 ini sering melakukan Kolaburasi dengan Aloysius Navurbenan, bahkan menarik perhatian wisatawan manca negara pada tahun-tahun 90-an untuk mendokumentasikan karya-karya mereka. Seorang Fotografer Eropa terkemuka bernama Jos Donkers pernah membuat buku-buku dokumentasi Karya Donatus Moiwend, menampilkannya dalam pameran seni di Belanda dan di beberapa Negara Eropa. Sebuah lukisan Yesus Berambut Keriting pernah ada di belakang Eksterior Gedung Katedral Jayapura menghadap Stadion Mandala, sayangnya pada tahun 2005 lukisan itu dihilangkan, Moiwend belum mengerti apa alasan penghilangan lukisan itu, namun sebagai seorang seniman yang hidup dengan rasa, Moiwend menyimpan kekecewaannya hingga beliau pernah mengalami sakit. Moiwend mampu menceritakan isi kitab suci perjanjian lama hingga perjanjian baru ke dalam bentuk-bentuk lukisan yang hidup bahkan bisa diterima oleh berbagai kalangan mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Beberapa lukisan malaikat selalu bermahkota Burung Cenderawasih. Hal inilah yang membedakan Moiwend dengan Seniman Klasik Michael Angelo pencipta monument Pieta di Roma.

Pada tahun 2014, karya lukis Donatus Moiwend di Gedung Katedral Jayapura didorong bersama Asosasi Arsitek Indonesia atas karya Br. Henk Blom, OFM berhasil mendapat penghargaan juara Satu karya Konstruksi Indonesia tahun 2014 oleh Kementrian Perumahan Rakyat Indonesia. Ironisnya beberapa karya terbaru Arsitektur Gereja Katolik di Jayapura kurang memperhatikan aspek-aspek budaya, padahal prinsip bangunan monumental sangat memperhitungkan aspek budaya setempat untuk memberikan identitas tersendiri di mana bangunan itu berdiri.   

Karya Lukis Donatus Moiwend di Gereja Katolik Waena yang sengaja dipasang Vertikal sejajar lantai Gereja agar bisa dijangkau oleh anak-anak yang belum bisa membaca kitab suci. 

Donatus Moiwend adalah seorang Maestro yang mampu menjaga identitas Arsitektur Papua, banyak pelajaran yang layak dipetik darinya. Ketika Sinode Gereja Katolik Keuskupan Jayapura menenkankan salah satu aspeknya yaitu Aspek Budaya, ternyata Donatus Moiwend sudah memulainya sejak dahulu. Karya-karya beliau saat ini dikenang dengan sangat indah oleh banyak orang. Donatus Moiwend menghembuskan napas terakhirnya pada tanggal 12 Mei 2018 di Rumah Sakit Dian Harapan Waena pada pukup 06.00 Pagi setelah sebelumnya dirawat 4 hari. Banyak seniman Papua merasa kehilangan sosok Donatus Moiwend, namun secara roh Donatus Moiwend tidak hilang begitu saja karena karya seninya telah terdokumentasi oleh banyak seniman baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Suatu saat aku tiada tetapi karya tanganku tetap ada, sebuah ungkapan singkat yang pernah disampaikan Donatus Moiwend kepada penulis yang sering menimbah ilmu sejak tahun 2005. Profesor Doctor Pastor Nico Syukur Dister, OFM yang ketika mendengar berita duka sedang berada di Belanda memberi doa dan kalimat kepada Seniman Legendaris Donatus Moiwend “Sang Keindahan Lama Yang Selalu Baru. Amin” 

Karya Lukis Donatus Moiwend di Kapela Biara Fransiskan APO yang menggambarkan Fransiskus bersama keindahan Burung Cenderawasih

halaman 57 dari buku dokumentasi karya Donatus Moiwend oleh Fotogranfer Eropa JOS DONKERS 

Patung Salib Yesus karya Donatus Moiwend ini sedikit berbeda dengan salib yang biasa dilihat. Jika di Foto ini, Donatus Moiwend melukiskan Yesus yang belum ditembusi tombak dan masih dalam keadaan hidup, tentunya ada penghayatan khusus dari Donatus Moiwend pada patung ini. Jenis Patung ini hanya terdapat di dua gereja Keuskupan Jayapura yaitu di Gereja Kristus Terang Dunia Waena dan Di Gereja Kristus Jaya Wamena (kemungkinan Gereja Kristus Jaya Wamena sudah mengganti salib dengan model lain). 

JOS DONKERS Mendokumentasikan Karya Lukisan Donatus Moiwend pada Katedral Jayapura, selain lukisan-lukisan yang menceritakan kisah Perjanjian Lama, juta terlihat lukisan para malaikat bersayap cenderawasih. 

Panti Kitab Suci yang diukir oleh Donatus Moiwend, menggambarkan para malaikat dengan gaya ukiran Khas Papua. Dokumentasi ini diambil oleh penulis dari catatan harian Br. Henk Blom, OFM, Arsitek Gedung Katedral Jayapura. 

inilah karya Lukisan Donatus Moiwend yang cukup terkenal hingga ke Eropa, lukisan ini menceritakan Santo Fransiskus Asisi dengan keindahan di dua alam, siang dan malam, tentunya melukis alam siang dan malam membutuhkan teknik yang cukup tinggi. Lukisan ini berada di Paroki APO Jayapura.  

Misteri di balik pembuatan Lukisan Religius di Katedral Jayapura

Penulis : Florentius Tue Koban, IAI, adalah Arsiktek, seniman lukis dan musisi religius, mendapat pendidikan non formal dari Bapak Aloysius Navurbenan sejak tahun 1998 s.d 2001 untuk mempelajari bentuk-bentuk ukiran Sentani, belajar di Bapak Donatus Moiwend sejak tahun 2005 hingga tahun 2017, serta turut berguru di Ir. Herry Purnomo, IAI untuk mempelajari karya-karya Arsitektur Br. Henk Blom, OFM.